Bagaimana mungkin seorang anak miskin pedalaman bisa menempuh sekolah di
Amerika? Seorang penderita leukimia mendjadi dokter? Orang cacat menjadi
sarjana? Bagaiamana bisa orang-orang itu menembus batas? ada satu rahasia
penting yang menjadi resep ampuh orang-orang istimewa itu: tidak menyerah.
Ada banyak ceirta-cerita dari orang-orang yang didera keterbatasan dalam hidupnya,
baik keterbatasah harta, fisik dan lainnya. Orang-orang istimewa telah
membuktikan bahwa keterbatasan itu adalah tantangan yang harus dilawan, bukan
malah diratapi. Keterbatasan bagi mereka bukanlah alasan untuk tidak maju,
justru ia merupakan peluang untuk meraih mimpi-mimpi.
Tidak ada keterbatasan yang tak bisa ditaklukkan, banyak jalan untuk bisa
menembus batas-batas itu. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah tidak akan memberi
cobaan pada seseorang di luar batas kemampuannya. Jadi benarlah bahwa
keterbatasan itu adalah tantangan yang harus diterjang.
Semangat untuk tidak menyerah harus didukung dengan kerja yang keras,
melebihkan usaha di atas rata (going the extra miles), keyakinan yang
kokoh, tawakal, dan doa. Jalan perjuangan mewujudkan mimpi memang selalu terjal
dan penuh liku. Tapi barang siapa yang tetap bertahan, maka pada akhirnya ia
akan mendapatkan kemenangan. Allah tak akan menyia-nyiakan hambanya yang
bersungguh-sungguh. Hampir semua orang sukses harus jatuh bangun pada mulanya,
sebab jatuh bangun itu adalah jalan pematangan.
Mari renungkan, mungkinkah anak desa Dari Sumenep ke Kolombia? dia hanyalah
anak petani miskin di pedalaman Madura, tapi semangatnya untuk maju sangat
tinggi. Sejak ia nyantri di pondok pesantren, ia mulai menghitung bintang
dan merangkai mimpinya. Yang menarik, mimpi itu muncul secara kuat bukan pada
saat kondisinya yang serba kecukupan, melainkan sebaliknya yaitu dari kondisi
yang serba kekurangan. Sang ibu yang rajin mengirimnya ke pondok, bersusah
payah memanggul bekal anaknya, berkeringat, pemandangan itu membakar semangat
nya untuk mewujudkan mimpinya mati-matian.
Kiriman dari orang tua yang sangat minim dan seringkali tidak cukup untuk
sekadar memenuh kebutuhan pokok, membuat ia memutar otak. Ia tak mau menyerah
pada keadaan yang sulit tersebut, hingga akhirnya ia menjadi agen penjual nasi
bungkus untuk para santri. Ia rajin membaca, menulis dan berdiskusi. berIkat
usahanya yang gigih, suatu ketika tulisannya dimuat majalah Annida, Sahabat
Pena, dan Horison. Waktu demi waktu dilaluinya dengan melebihkan
usaha dan kesabaran, hingga ia hijrah ke Yogyakarta dan tercatat sebagai
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, sampai melanglang buana ke University of South
Carolina, Amerika Serikat.
Itu hanya sekilas ilustrasi mimpi dan cita-cita seorang anak desa. Hidup
adalah anugerah yang sangat besar yang harus disyukuri, dan mimpi adalah sesuatu
yang wajib dibela. Hanya mimpilah yang akan membuat kita melaju cepat menembus
batas-batas, menuju masa depan baru yang menjanjikan. Kemampuan untuk bermimpi,
berusaha dan berdoa adalah anugerah Tuhan yang membedakan manusia dengan
binatang.
Mari bermimpi, melawan segala keterbatasan
setinggi-tinggi langit, ingatlah bahwa kaki kita masih menginjak mimpi.
jangan pernah takut gagagl, berjuang saapai titik darah penghabisan
ALLAHU AKBAR
hidup anak desa :D
BalasHapus