Semakin baik imannya, semakin sedikit
maksiatnya.
Semakin buruk imannya, semakin
banyak maksiatnya.
Penjelasan:
Baiknya
iman seseorang dapat menyebabkan orang tersebut menahan diri dari perbuatan
dosa. Begitu juga sebaliknya. Buruknya iman seseorang dapat menyebabkan orang
tersebut kesulitan dalam menahan diri dari perbuatan dosa.
Dosa
atau maksiat yang biasa dilakukan oleh pelajar adalah kenakalan remaja, budaya berpacaran, dsb,
Rasulullah
SAW pernah bersabda bahwa Iman seseorang sewaktu-waktu akan naik dan turun. Hal
ini menjadi salah satu sifat manusia yang harus diperhatikan. Berikut adalah
beberapa tanda lemahnya iman sesorang:
·
Ketika melakukan kedurhakaan atau dosa
·
Ketika hati terasa begitu keras dan
kaku.
·
Ketika tidak tekun dalam beribadah
·
Ketika terasa malas untuk melakukan ketaatan
dan ibadah
·
Ketika hati tidak merasa lapang
·
Ketika tidak tersentuh oleh kandungan
ayat-ayat suci Al-Qur’an.
·
Ketika melalaikan Allah dalam hal
berdzikir dan berdoa kepada-Nya.
·
Ketika tidak merasa marah ketika
menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang
diharamkan Allah.
·
Ketika bakhil dan kikir.
·
Ketika mengatakan sesuatu yang tidak diperbuat
·
Ketika merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama
muslim mengalami kesusahan.
·
Ketika menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau
melihat dari sisi makruh apa tidak.
·
Ketika mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan
kebaikan-kebaikan kecil
·
Ketika tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak
mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka
·
Ketika memutuskan tali persaudaraan dengan saudara
·
Ketika tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal
demi kepentingan Islam
·
Ketika merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat
problem yang berat.
·
Ketika merasa resah dan takut tertimpa musibah atau mendapat
problem yang berat.
·
Ketika senang berbantah-bantahan dan berdebat.
·
Ketika bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan
urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia
·
Ketika berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum,
berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan
2. Stategi:
Adapun strategi
dalam integrasi dapat dilaksanakan dalam analogi.
Selain dalam pengembangan soal guru juga dapat menyampaikan langsung ketika
mengajar ataupun dalam penutupan pembelajaran ketika siswa telah memahami materi
perbandingan berbalik nilai.
Strategi
integrasi yang dilaksanakan di sekolah Umum atau Negeri tentu berbeda. Misalnya
mengganti diksi “iman” dengan motivasi belajar. Semakin banyak waktu belajarnya, semakin sedikit waktu bermain-main.
Semakin sedikit belajarnya, semakin banyak waktu bermain-main.
Penjelasan:
Kemajuan
teknologi sangat berdampak pada budaya belajar siswa. Siswa yang fokus dalam
belajar, biasanya memiliki kemampuan
untuk menahan diri dari bermain-bermain (perbuatan yang kurang bermanfaat).
Contohnya: penggunaan gadget
berlebihan, game online, dll.
Strategi
integrasi yang dilaksanakan di Sekolah Non-Muslim dapat menggunakan diksi
“iman” secara umum sesuai kaidah agma dan keyakinan yang dianut.
Semakin
baik imannya, semakin sedikit dosanya.
Semakin
lemah imannya, semakin banyak dosanya.
Penjelasan:
Hampir sama
dengan penjelasan integrasi pada sekolah Islam. Namun, iman yang ditekankan
lebih disesuaikan dengan konteks iman sesuai dengan ajaran agama siswa
masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar