“Bismillah &
angka 0”.
Mana yang lebih dulu ya??? Judul ini menggelitik saya untuk sedikit
mencari tahu makna dibaliknya. Namun kali ini saya ingin mulai menulis tentunya
diawali dengan Bismillah kemudian start menulis. Lalu bagaimana dengan angka 0?
Banyak dari kita yang memulai segala sesuatu dengan melambangkan angka 0 sbagai
permulaan. padahal angka 0 itu berarti awal dalam menuliskan bilangan, dan terkadang
mengawali sebuah perintah yang sering kita dengar dalam keseharian, seperti
“mari kita mulai dari nol” atau ucapan seseorang yang lagi baru sadar dari
keterpurukan atau galaunya dan hendak memulai lagi, “mulai dari nol lagi deh...”
Nol berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak ada
atau kosong. Angka Nol memiliki sejarah panjang, karena merupakan angka
terakhir yang ditemukan. Dari zaman Babylonia, Yunani, hingga di India pada
abad ke-7, Brahmagupta, seorang matematikawan India memperkenalkan beberapa
sifat bilangan nol. Nah, baru dari india Al-Khawarizmi meneliti sistem
perhitungannya, dan terjadilah pengenalan penggunaan angka nol. Al-Khwarizmi
adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai
tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sistem bilangan desimal.
Definisi angka nol memang memiliki makna “kosong, tidak ada,
pengisi kedudukan dalam sistem perhitungan, bilangan yang dilambangkan dengan
O, bilangan persiapan sebelum memasuki tingkat pertama dalam urutan, tidak ada
kenyataan, omong kosong.” Yah, seperti itulah beberapa pengertiannya. Lantas
bagaimana hubungannya dengan Bismillah??? Kita pahami dulu yuk tentang makna
Bismillah.
Makna Bismillah mengandung Preposisi
“Bi” = Dengan
‘’AL-Ism’’ = Nama, menunjuk pada sesuatu yang dinamai. Allah
= nama Tuhan, berasal dari kata al-Ilah.
Bismillah memiliki dua makna :
1. Sebagai kalimat Izin
Bismillah bukan sebagai penukar kenikmatan, contohmya makan
nasi dengan membaca bismillah akan sama nikmatnya dengan makan nasi tanpa baca
bismillah, tapi bismillah merupakan kalimat izin bagi hamba Allah yang merasa
hidupnya hanya sekedar menumpang, karena sesungguhnya semua yang ada di atas
dunia ini milik Allah dan manusia diberi kenikmatan untuk memakai fasilitas
Allah tsb.
2. Sebagai kalimat Pengagungan Kekuasaan Allah
Yaitu pengakuan kekuasaan bagi hamba Allah yang menyadari
bahwa sesungguhmya yang memiliki wewenang Menguasai Alam Semesta hanyalah
Allah. Manusia hanya sebagai wakil Allah di muka bumi ini, bukan sebagai
penguasa. Bila seseorang mengucapkan bismillahirrahmaanirrahim, ia telah
menandai kehambaannya dengan nama Allah, ia mengokohkan jiwanya–yang
dinisbahkan kepada hakikat kehambaan–dengan salah satu dari tanda-tanda Allah
Makna Ar-Rahman
Ar-Rahman (Maha Pengasih), merupakan rahmat Allah dalam
Bentuk sarana hidup Dilihat dari segi etimologisnya, Ar-Rahman berwazan ”
“fa’laan” yang menunjukkan banyak. Oleh karena itu rahmat Allah yang berupa
sarana hidup ini diberikan untuk semua makhluk di alam semesta (rahmatan lil
alamiin), baik manusia maupun binatang, baik muslim maupun kafir. Makna ini
digunakan dalam Al-Qur’an [20: 5, 19:75]
Makna Ar-Rahiim
Ar-Rahiim: Maha Penyayang, merupakan rahmat Allah dalam
Bentuk petunjuk hidup. Dilihat dari segi bahasanya, Ar-Rahiim berwazan
(berpola) “fa’iil” yang menunjuk ketetapan dan kekekalan. Ar-Rahiim berupa
rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup, diberikan hanya untuk orang-orang
yang beriman, menunjukkan kenikmatan yang terus menerus dan kekal. Dalam Qur’an
makna Ar-Rahiim sererti terdapat pada Q.S. 33:43 dan QS 9:117. Ar-Rahman dan
Ar-Rahiim Allah berikan bersama-sama kepada hamba-hambaNya sesuai pengucapannya
yang utuh dan lengkap (selalu bismillahirrahmaanirrahim).
Allah telah memberikan kepada manusia selain sarana hidup
juga petunjuk hidup (hidayah). Tinggal manusia yang berusaha menggapai petunjuk
hidup (hidayah) tersebut. Fenomena sekarang, manusia umumnya menikmati sarana
hidup dan seakan melupakan petunjuk hidup yang berharga. Manusia lupa, siapa yang
memberikan sarana hidup tersebut, manusia menganggapnya semata-mata atas usaha
mereka, padahal semua sarana hidup tersebut Allah berikan gratis dan bersifat
menyeluruh. Rasulullah menerangkan keutamaan seseorang yang mengucapkan
basmalah dalam HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Ibnu Shalah: “Setiap urusan
yang baik yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahim maka tidak akan
mendapat barokah”.
Ternyata makna Bismillah sangat luas, sebuah awal yang baik
memang hanya dengan menyebut Bismillah. Bismillahirrahmaanirrahim itu lebih
awal dari angka 0. Kenapa?? Jawabnya ya
karena Allah memiliki Asmaul husna “al-awwaluu wal akhiruu” (Allah yang berada
di awal dan di akhir). Kalau begitu mana yang lebih awal dong, Allah atau angka
0??? Tentu saja Allah SWT. Angka 0 (nol) adalah representasi atas segala
predikat MakhlukNYA dan merupakan bentuk awal dari sistem & segala
ciptaanNYA, namun angka nol (0) tidak
akan sanggup memberi predikat pada asma Allah, karena Allah SWT lebih
awal dari itu semua, dan Allah itu Ahad (Maha Esa), orang awam memahaminya
dengan “Satu” (tak’ ada dan tak’ sama dengan sesuatu apapun). Allah adalah Satu
(1) dan kita makhlukNYA adalah nol (0), maka jika Allah (1) dibandingkan dengan
makhluk (0) = Tidak Terhingga atau Tidak dapat dibagi nol, coba deh pake
calculator 1 : 0 = ~ (cannot divide by zero) hal ini pun di Aamiini oleh para
matematikawan seantero dunia.
Kita sebagai makhlukNYA seharusnya mampu menyadari bahwa
kita hanyalah 0 dihadapanNYA seperti definisi tentang nol yaitu kosong, tidak
ada. Coba kita perhatikan, sistem dan ciptaan Allah lainnya seperti Bentuk
Bumi, Bulan, Bintang (Matahari), gerakan bulan mengelilingi bumi, bumi
mengelilingi matahari dan matahari mengelilingi galaksi dan hal yang paling
terkecil pun seperti mekanisme pada sistem atom, bahkan gerakan thawaf di
ka’bah menkonfigurasikan angka nol dan hakekatnya seluruhnya menginti pada yang
Satu “Qul huwallahu Ahad” itulah pusat orbit sesungguhnya.
subhanaallah begitu luar biasa kekuasaan Allah, itu hanya sedikit dari betapa Agung kekuasaanNya. akankah kita terus melupakanNya?
0 komentar:
Posting Komentar