Kemuliaan
terpancar dari setiap perkataan dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Beliau menghiasi
diri dengan pribadi santun dan akhlaqul karimah. Gelar Al-Amin adalah gelar
yang diberikan penduduk makkah atas kejujuran setiap perkataan dan perbuatan. Tiada
kata-kata indah yang pantas untuk memuji kemuliaan akhlaq nya. Hingga Allah SWT
berfirman dalam QS 68 : 4

And indeed, you are of a great moral character
Artinya
: Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak Beliau adalah seperti yang dikatakan oleh Aisyah
radhiyallahu 'anha, “Kaana khuluquhul Qur’aan,” (artinya: Akhlak Beliau
adalah Al Qur’an).
Rasulullah
Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rosul terkahir yang diutus Allah SWT dan
diberi kelebihan Allah SWT dengan berbagai mukjizat yaitu Al Quranul Karim dan beberapa
keistimewaan. Salah satunya yaitu Jawami’ Al Kalim yaitu bentuk plural dari
jami’ yang berarti sekumpulan ungkapan yang singkat, namun memiliki makna yang
snagat padat. Berikut Hadits yang menunjukkan kemampuan Nabi mengemukakan Jawami'
Al kalim :
بعثت بجوامع الكلام) رواه البخارى ومسلم وغيرها عن أبى هريرة(
"Saya diutus (oleh Allah) dengan
(kemampuan untuk menyatakan) ungkapan-ungkapan yang singkat, namun padat
makna". (HR. al-Bukhori, Muslim dan lain-lain, dari Abu Hurairah).
Seorang ahli ilmu selalu memikirkan segala
hal dlam bertindak termasuk dalam berbicara, ia akan mengatakan sesuatu yang bermanfaat
serta mengurangi hal-hal atau perkataan yang tidak bermanfaat. Michael H. Hart, dalam bukunya “The 100”, menetapkan Muhammad
sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart,
Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa
baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya
terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup
mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran. Tidak hanya itu ajaran islam
yang dibawa masih terasa dan akan terus berjaya ke seluruh penjuru bumi hingga
hari kiamat hanya dengan perjuangan dakwah sekitar 23 tahun di masa kenabian.
Contoh hadits yang mengandung Jawami’ al kalim terdapat dalam hadits Arba’in ke
16.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي،
قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
[رواه البخاري]
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu sesungguhnya
seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam : (Ya
Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau
menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (HR.
Bukhori )
Dari perkataan singkat yang diucapkan Rasulullah SAW
dalam hadits di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa :
1. Sebagai muslim kita harus
mampu memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah
wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.
2. Marah adalah perbuatan yang
tidak dicintai Allah SWT dan Rasulullah SAW. Islam telah memerintahkan setiap
manusia untuk bersabar dengan seindah-indah kesabaran. Tidak hanya itu, Allah SWT
juga akan dekat dan bersama orang-orang yang sabar. Saat marah manusia akan
terlepas kendali dan terjerumus dalam hawa nafsu akibat godaan syaithan. Maka
dari itu, sebagai umat islam kita dilarang untuk marah dan menghindari hal-hal
tersebut.
Diam adalah solusi emas saat kita tidak
mampu berkata baik, sebagaiamana dalam Hadits arbai’in ke 15. Diam bukan
berarti diam sepenuhnya, diam berarti jalan keluar untuk menghindari hal-hal
yang tidak bermanfaat atau bahkan hingga menyebabkan seseorang marah.
Kemenangan besar bagi orang-orang yang
mampu menahan marah. Sebuah pernyataan singkat yang terdiri dari 2 suku kata
“Jangan marah”, tetapi sungguh betapa luas penjelasan dan impelementasi untuk
mewujudkan dengan ribuan suku kata. Itulah kelebihan Jawami’ Al Kalim yang
diberikan Allah SWt kepada Rssulullah SAW sebagai bukti kenabian.
0 komentar:
Posting Komentar