Sejak dini, saya senang sekali berbicara di
depan umum. Saat berusia tiga tahun, saya diundang acara ulang tahun teman
saya. Pembawa acara memberi kesempatan kepada hadirin yang ingin deklamasi di
atas panggung. Tanpa banyak kata, saya naik ke panggung dan memulai deklamasi
singkat, “sampo Sunsilk gawe keramas” yang artinya “sampo Sunsilk untuk
keramas”. Deklamasi saya sontak membuat seluruh hadirin tertawa.
Bakat berbicara ini terus saya kembangkan.
Hasilnya, saat kelas 11 SMA saya mendapatkan juara I Lomba Da’i se-Kecamatan
Krembangan, Surabaya dan Juara 3 Harapan dalam Lomba Pidato se-Jawa Timur.
Pengalaman baik tersebut saya kembangkan hingga saat kuiah di STKIP Al Hikmah
Surabaya. Meskipun saya tinggal di ma’had (asrama). Namun, saya terus
mengembangkan bakat dengan berceramah hingga sepuluh acara. Undangan jama’ah
pun bervariasi, seperti acara pernikahan, khitan, aqiqah, takziah dan khotbah
Jum’at.
Momen ASIA INTERNSHIP FIRST BATCH STKIP AL
HIKMAH ke luar negeri pada November-Desember 2017 menjadi salah satu kesempatan
saya untuk menginovasi bakat berdakwah. Melalui mimbar khotbah yang ke 11,
akhirnya saya dapat berkhotbah pada momen Maulid Nabi Muhammad SAW, bertepatan
1 Desember 2017 di Masjid Kampung Baru, Narathiwat, Thailand. Awalnya saya
tidak pernah membayangkan bisa khutbah
di luar negeri. Saya hanya mengikuti sholat Jum’at sebagaimana jama’ah lain
pada 23 November 2017. Setelah selesai sholat Jum’at, tiba-tiba muncul ide
untuk menjadi khotib Jum’at mulai muncul. Hal ini disebabkan khotbah Jum’at
setempat menggunakan bahasa Melayu. Lalu, saya berinisiatif untuk bertemu ketua
Ta’mir Masjid. Ternyata, ketua Ta’mir Masjid ialah Waka Kurikulum Islam Burpha
Wittaya School (tempat saya praktik mengajar). Negoisasi pun berjalan dengan
sangat mudah. Tanpa harus menunggu lama, pengajuan saya dijawab dengan cepat.
“Oh iya ya Mas, silahkan khotbah Jum’at pekan depan”. Khotbah Jum’at berjalan
dengan baik karena pengalaman khotbah di sepuluh tempat sebelumnya. Tidak ada
grogi atau rasa takut seperti waktu khotbah kali pertama. Jama’ah pun senang,
bahkan ada salah satu jama’ah yang berharap saya memperpanjang waktu
internship. Semoga semakin banyak para pemuda yang termotivasi untuk menjadi da'i muda sejak dini.