A. Pendahuluan
Pelajar idaman adalah pelajar yang
hatinya selalu terkait dengan Allah SWT. Dia selalu berusaha menjalankan segala
perintah dan menjauhi laragan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, ia selalu mencerminkan
perilaku yang baik terhadap orang tua, guru, keluarga, lingkungan dan
masyarakat. Prestasi dan kontribusinya dalam menebar kebaikan selalu dirindukan
oleh banyak orang. Sebagaimana islam memandang pendidikan, perhatian utuh terhadap
anak harus diberikan orang tua sejak usia balita hingga remaja agar proses
perkembangan anak dapat berjalan dengan baik sesuai harapan.
Di era globalisasi, menjadi pelajar berakhlak
bukanlah hal yang mudah, banyak penghalang yang dapat membawa mereka terjerumus
ke jurang kegelapan. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa
memiliki kedudukan atau peranan yang sangat penting. Tetapi, kehidupan
pelajar saat ini sangat jauh dari apa yang kita harapkan. Hal
ini tampak dari aktifitas yang mereka lakukan baik di lingkungan keluarga,
sekolah, kampus, maupun masyarakat umum. Beberapa fenomena mengejutkan telah beredar di masyarakat saat
ini. Diantaranya: tawuran, pemerasan, kekerasan hingga pembunuhan. Hal ini
dikarenakan rendahnya pendidikan akhlak
di kalangan pelajar sehingga dapat berdampak pada perilaku dan menurunnya prestasi
pelajar disekolah.
Realita
buruk yang menimpa para pelajar harusnya mampu meningkatkan kesadaran kita untuk
menciptakan generasi pelajar yang mempunyai akhlaqul
karimah dan mampu meraih prestasi di berbagai bidang agar dapat bermanfaat
bagi agama, bangsa dan negara. Dalam usaha mewujudkan hal itu, kita harus
mengetahui: faktor penyebab turunnya akhlak pelajar yang berdampak pada
prestasi, serta apa yang seharusnya kita lakukan untuk menciptakan pelajar
sebagai generasi muda yang berakhlaq dan berprestasi. .
B. Urgensi remaja dalam masyarakat
Remaja
merupakan seorang anak yang sedang mengalami masa transisi dari masa anak-anak
menuju dewasa. Mereka adalah cikal bakal generasi yang akan datang sebagai
harapan dan cita-cita bangsa. Mereka hadir sebagai tiang penyangga dalam
masyarakat yang memiliki kemampuan dan efektivitas dalam beraktivitas. Semangat
dan tekad nya selalu membara dan tidak pantang menyerah walaupun peluh mengalir
hingga ke dada. Dari merekalah lahir kekuatan, di atas pundak mereka tanggung jawab
peradaban masa yang akan datang. Dengan logika berpikir yang cemerlang, mereka
dapat meningkatkan pengetahuan dan ide-idenya memunculkan karya-karya baru yang
mengagumkan. Masa ini merupakan masa yang sangat penting dan mendasar bagi
perjalanan hidup manusia. Topik
pembahasan tentang remaja sangat erat hubungannya dengan pendidikan karena
pendidikan sangat dibutuhkan pada face remaja, tidak lain karena “pendidikan merupakan prioritas yang harus diberikan pada fase remaja (Al-Zuhaili.
2004: 27)” serta pada fase sebelum remaja. Karena pada masa remaja ini seorang
pelajar memiliki pemikiran emas serta memiliki perubahan yang sangat besar
dalam dirinya, mencakup pola pikir serta fisiknya. Jadi bisa dikatakan pada
fase ini, remaja benar-benar mendapatkan penddikan yang baik sehingga mampu
terarahkan menjadi pelajar yang berprestasi dan berakhlak.
Pada
hakikatnya anak merupakan anugrah Allah terhadap setiap insan dan menjadi
amanah dan tanggung jawab yang harus dipikul orang tuanya. Al Qur’an dan Hadits
telah menjelaskan bahwa melalaikan pendidikan anak merupakan dosa besar. Namun
pada saat ini banyak orang tua yang lalai dalam mendidik anak membiarkannya
tidak berakhlak dan menyianyiakan kebenaran. Banyak orang tua yang melepas
anak-anaknya untuk mengikuti kebiasaan dan tradisi barat. perkembangan jaman menjadi
alasan orang tuauntuk melalaikan kewajibannya dalam mendidik anak. Banyaknya
pekerjaan dan kesibukan secara tidak sadar sangat menyita waktu luang orang tua
bersama anak.
C.
Metode
Islam dalam mendidik anak
Metode
dalam mendidik anak telah diajarkan Islam dalam Al-Qur’an dan sunnah,
diantaranya :
1. Memilih
calon istri yang baik. “Rasulullah
SAW bersabda, “Pilihlah oleh kalian wanita yang bagus dalam beragama; apabila
tidak, celakalah kamu”(HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, ibn Majah)”. Hanya
dari sentuhan seorang ibu yang baik orang-orag cerdas, tokoh dakwah dan para
pemimpin umat terlahir.
2. Menajaga
anak yaitu dengan memilihkan nama-nama yang baik, memuliakan anak dengan
malakukan akikah serta melakukan pemeliharaan sejak kecil dengan cara
menjauhkan makanan makanan yang haram.
3. Membentuk
kepribadian dengan cara memperkenalkan hal-hal yang baik dan buruk. Kepribadian
anak dapat diperkuat dengan kisah Nabi dan Rasul, sejarah generasi terdahulu
dan para perjuangan para ulama.
4. Memelatih
anak dalam beribadah. Orang tua harus menanamkan rasa cinta beribadah kepada
ana-anak agar mereka dapat merasakan indahnya ketaatan dalam beribadah sejak
usia dini. Salah satu unsur pendidikan Islam yang tidak kalah penting adalah
bimbingan orang tua kepada anak untuk memilih teman yang baik dan dapat
dipercaya guna menjalin hubungan kemasyarakatan.
D.
Upaya Islam dalam memelihara premaja (pelajar)
Islam
juga telah menyediakan metode pendidikan yang jelas dan benar untuk diterapkan
di dalam rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat yang plural. Semua itu
berfungsi membangun pribadi yang sholeh dan membangun masyarakat yang baik.
Anak akan terus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dalam jangka
waktu yang singkat, seorang anak akan
sampai pada masa remaja. “Perkembangan
remaja berjalan secara fitrah. Ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk
mengontrol perkembangannya, yaitu potensi fisik, sisi intelektual, sisi mental
dan kejiwaan” (Al-Zuhaili: 2004:121)”.
1.
Potensi
fisik
Masa
remaja merupakan masa ketika seorang dalam kondisi puncak kekuatan dan
kematangan fisik. Para pemuda dapat mengarahkan potensi dan kemampuannya untuk kebaikan. Dengan potensi fisik yag
diberikan, ia dapat menghasilkan karya besar.
Secara alami, remaja sangat memumgkinkan untuk menyalurkan potensi
fisiknya pada kejahatan. Akibatnya, ia akan hidup sengsara , celaka,
sewenang-wenang terhadap orang lain.
2.
Sisi
intelektual
Setiap
manusia diciptakan Allah memiliki kemampuan intelektual yang berbeda-beda. Pada
fase ini pemuda juga memiliki sejumlah potensi intelektual yang tinnggi, obsesi
yang besar dan cita-cita yang melambung menuju masa depan. Oleh karena itu,
masa ini merupakan masa yang sangat penting untuk melakukan proses pendidikan
dan menggali berbagai ilmu pengetahuan.
3.
Sisi
Mental dan Kejiwaan
Ada
beberapa sikap mental dan kejiwaan yang sering kali mengendalikan para pemuda
dalam hidup ini. Sebagaimana tampak pada sebagian besar anak muda, mereka juga
gemar bercanda, humor, melakukan hal-hal yang melalaikan, dan kurang memikirkan
akibat perbuatannya. Oleh karena itu, orang tua harus memelihara dan menjaga
para pemuda dengan sepenuh hati tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan
mereka.
E.
Peran
orang tua, guru dan sekolah dalam pendidikan anak
Setelah
metode pendidikan menurut islam telah dimiliki, “Orang tau harus memilih
sekolah yang yang baik untuk mebimbing dan mendidik anak di sekolah. Sekolah
tersebut harus dapat menjalankan tugas mulianya melalui kurikulum, buku paket
dan tenaga pengajaan” (Nursisto, 2002:27)”. Orang tau harus memilih sekolah
yang yang baik untuk mebimbing dan mendidik anak di sekolah. Sekolah tersebut
harus dapat menjalankan tugas mulianya melalui kurikulum, buku paket dan tenaga
pengajar. Kurikulum harys disusun dan dirancang menjadi sebuah metode yang
unggul dan membangun sehingga dapat membangun cara berpikir anak guna menjalani
kehidupan dunia dan akhirat. Buku paket harus sesuai dengan sasaran pendidikan
yang dapat mempengaruhi moral dan mempengaruhi anak untuk motivasi menggali dan
menalaah ilmu yang dipelajari. Tenaga pelajar atau guru meruapakan pondasi
dalam proses pendidikan dan aktivitas dakwah. Peran nya sangat dibutuhkan untuk
mengarahkan siswa menuju petunjuk ilahi dan menghindari dari berbagai kerusakan
dan penympangan. “Seorang guru harus memiliki sifat-sifat seorang dai:
penyabar, lemah lembut, tulus ikhlas, tawakal kepada Allah dan menjadi teladan
bagi setiap orang (Al-Zuhaili. 2004:109)”.
Ada 4 hal yang perlu dipersiapkan
untuk dapat menjadi guru yang berkompetensi, yaitu komepetensi pedagogik,
keperibadian, profesional dan sosial.
Pedagogik adalah ilmu yang erat
kaitannya dengan seorang guru dalam pembuatan strategi atau metode
pembelajaran. Merancang, melaksanakan
serta evaluasi pembelajaran adalah tahap-tahap yang harus dilaksanakan oleh guru. Perancangan pembelajaran dilakukan
sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tahap ini adalah tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat merancang pembelajaran.
Guru harus mampu merancang metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Kondisi tersebut akan menjauhkan siswa dari kebosanan serta mampu meningkatkan
minat belajar agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Evaluasi juga harus dilakukan setiap pelaksanaan
pembelajaran berakhir, hal ini bertujuan
untuk mengukur sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diterima dan memperbaiki metode pengajaran
yang diberikan oleh guru.
Selain pedagogik, kepribadian guru
juga sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Amanah, taat ibadah, percaya diri dan keteladanan adalah nilai-nilai kepribadian
yang susah dijumpai pada guru-guru saat ini. Padahal, para pelajar sangat
membutuhkan guru yang berkepribadian baik. Nilai-nilai tersebut tidak bisa
diajarkan melalui teori, melainkan harus ditularkan guru melalui perbuatan.
Amanah adalah suatu hal yang sangat sulit dicapai jika guru tidak memiliki
sifat jujur, begitu juga dengan ibadah. Ibadah adalah sumber utama dalam komepetensi kepribadian.
Secara otomatis, rasa amanah dan percaya diri akan terbangun pada jiwa guru
yang taat beribadah karena ia akan senantiasa merasa mendapat pengawasan dari
Allah SWT. Sehingga guru tersebut dapat menjadi teladan bagi setiap siswanya
untuk membimbing dan mencetak gnerasi muda yang berakhlak.
Kompetensi profesional merupakan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya Selain pemahaman
materi dan kinerja yang baik, guru juga harus mepunyai kebugaran jasmani dan
rohani yang mendukung dalam menjalankan kepadatan aktivitas.
Guru yang baik juga harus mampu berkontribusi dan berperan dalam
lingkungan sosial, koumnitas serta dapat berkomunikasi secara baik dengan
seluruh lapisan masyarakat dari kelas tertinggi sampai terendah sekalipun.
Tidak diskriminatif atau membedakan-bedakan siapaun, baik terhadap siswa yang
memiliki kemampuan lebih ataupun sebaliknya. Sehebat dan setinggi apapun ilmu
guru jika tidak memiliki komepetensi sosial yang baik, guru bagaikan gudang
ilmu yang tidak berguna. Dalam menyampaikan ilmu, guru harus mampu menyesuaikan
kondisi terhadap objek sasaran yang akan diajar. Dalam hal ini guru tidak hanya
berperan menjadi pendidik dan pembimbing siswa di kelas. Guru harus memliki
jiwa sosial dan kesadaran tinggi terhadap masyarakat. Sebagaimana Rasulullah
SAW diutus oleh Allah SWT kedunia yaitu untuk memperbaiki akhlak manusia.
Begitu juga dengan guru, esensi utama dalam 4 kompetensi yang dimiliki guru
adalah pendidikan akhlak. Akhlak atau kepribadian baik akan melahirkan komepetensi
pendagogik, profesional dan sosial yang baik untuk mencetak dan menghasilkan
generasi emas yang bermafaat untuk Agama dan bangsa dan Negara.
F.
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI SISWA
1.
mendorong kreativitas siswa
Akhlak yang baik akan mendorong setiap siswa untk berprestasi.
Untuk itu, siswa harus didorong agar memiliki sifat kreatif . Ada beberapa langkah
yang dapat ditempuh untuk menjadikan anak didik kreatif, antara lain :
a.
Membuat wadah kegiatan menulis
Beberapa
keuntungan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah melatih siswa untuk
menuangkan ide, sebagai sarana untuk pembekalan berkelanjutan serta dapat
mengembangkan daya kreasi. Dengan menulis siswa dapat mengeluarkan seluruh
potensi daya imajinasi dan pikiran.
b.
Menyelenggarakan majalah dinding dan majalah sekolah
Majalah dinding adalah media untuk
melatih reaivits siswa yang paling terjangkau dari segi biaya, isi dan kegunaan
sebagai tempat ajang pencurahan bakat seperti puisi, cerita pendek atau
berbagai karya lainnya.
c.
Menyelenggarakn lomba cipta seni
Lomba cipta seni
yang dapat mengasah kreativitas adalah lomba seni baca Al-Qur’an, seni menghias
kelas, lomba pidato, lomba cipta puisi dan lain sebgaianya.
2.
Menciptakan
pembelajan yang efektif
a. Metode mengajar yang beragam
Guru harus
menyampaikan materi dengan metode yang bervariasi agar siswa dapat tertarik
kepada pelajaran. Guru harus mampu menciptakan aktivitas dan susana belajar
yang interaktif agar siswa tidak bosan hanya mendengarkan materi yang diberikan
guru. Aka lebih bijak jika guru mampu berperan sebagai fasilitator dan
mendorong siswa agar semanngat belajar menggali potensi sendiri.
b. Variasi pembelajaran
Variasi
pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai alternatif, misalnya berkaitan
dengan tempat belajar. Contoh pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat dibawa ke
perpustakaan untuk melatih dan mengembangkan minat baca. Pelajaran ekonomi,
siswa dapat diajak ke pasar tradisional atau supermarket. Pada materi biologi
siswa dapat diajak ke halaman atau kebun dimana banyak terdapat makhluk biotik
dan abiotik.
3.
Menyiapkan bank soal
Sebelum
membuat bank soal guru harus mengetahui tahapan-tahapan dan bentuk kemasan bank
soal. Siswa akan banyak terbantu untuk terus berlatih dan meningkatkan potensi
dan kemampuan terhadap materi walaupun guru berhalangan hadir.
G. Simpulan
Remaja
adalah generasi emas pembawa masa depan bangsa. Segala potensi dan kemampuan
harus diarahkan agar bisa menjadi pelajar yang berahlak dan prestasi. Islam
telah mengatur berbagai metode untuk mewujudkan hal tersebut yaitu dengan
Al-Qur’am dan As-Sunnah. Kerja sama orang tua, guru dan sekolah juga sangat
berperan dalam perwujudan hal tersebut agar dapat menjadikan siswayang dapat
berjasa menciptakan karya-karya besar
untuk Agama, bangsa dan negara
H. Penutup
Semoga makalah yang kami susun ini
bermanfaat tidak hanya bagi penulis namun bagi seluruh masyarakat. Dan semoga
para pelajar berakhlak dan berprestasi
dapat terlahir sebagai agen perubahan di masa depan. Apabila ada kesalahan
didalam penyusunan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
I.
Daftar
Pustaka
Al-Zuhaili,
Muhammad. 2004. Menciptakan remaja
dambaan allah: panduan bagi orang tua muslim. Bandung: Al-Bayan Mizan.
Nursisto.2002.
Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah: Acuan siswa, pndidik dan orang
tua. Jakarta: Insan Cendekia